ABSTRACT
Objectives: To build up and analyse the feasibility, process, and effectiveness of a partnership-driven
ecosystem management intervention in reducing dengue vector breeding and constructing sustainable
partnerships among multiple stakeholders.
Methods: A community-based intervention study was conducted from May 2009 to January 2010 in Yangon
city. Six high-risk and six low-risk clusters were randomized and allocated as intervention and routine
service areas, respectively. For each cluster, 100 households were covered. Bi-monthly entomological
evaluations (i.e. larval and pupal surveys) and household acceptability surveys at the end of 6-month
intervention period were conducted, supplemented by qualitative evaluations.
Intervention description: The strategies included eco-friendly multi-stakeholder partner groups (Thingaha)
and ward-based volunteers, informed decision-making of householders, followed by integrated vector
management approach.
Findings: Pupae per person index (PPI) decreased at the last evaluation by 5.7% (0.35–0.33) in high-risk
clusters. But in low-risk clusters, PPI remarkably decreased by 63.6% (0.33–0.12). In routine service area,
PPI also decreased due to availability of Temephos after Cyclone Nargis. As for total number of pupae in all
containers, when compared to evaluation 1, there was a reduction of 18.6% in evaluation 2 and 44.1% in
evaluation 3 in intervention area. However, in routine service area, more reduction was observed. All
intervention tools were found as acceptable, being feasible to implement by multi-stakeholder partner
groups.
Conclusions: The efficacy of community-controlled partnership-driven interventions was found to be
superior to the vertical approach in terms of sustainability and community empowerment.
OPINI
Penyakit demam berdarah adalah penyakit yang ditularkan melalui nyamuk Ae. aegypti yang merupakan nyamuk yang sifatnya mencari makan dan beristirahat di dalam rumah, berkembang biak pada lingkungan yang memiliki sanitasi yang kurang baik.
Studi di atas mengenai pengontrolan penularan demam berdarah dengan melibatkan multiple stakeholder. Dengan melibatkan komunitas, program dapat dijalankan lebih berkesinambungan (sustainable) meskipn bantuan dana dari pihak luar sudah tidak didapatkan lagi. Program intervensi berdasarkan komunitas dan multi-stakeholder pada artikel ini menunjukkan hasil yang baik dalam penurunan densitas vector (menggunakan PPI sebagai pengukuran outcome yang utama) sebagai intervensi masif dengan tamephos di area layanan rutin. Evaluasi kualitatif dari intervensi menyatakan bahwa kesadaran dari masyarakat terhadap pilihan dalam mengontrol vector sangat meningkat sebaik dengan perilaku positif mereka terhadap kegiatan ini.
Namun pada studi ini juga memiliki beberapa kendala. berdasarkan survei entomological terhadap PPI menunjukkan memang adanya penurunan namun, belum dibawah nilai yang secara teori merupakan batas untuk transmisi epidemik yaitu 0.19, mengindikasikan risiko transimisi yang persisten. korelasi yang pasti belum diketahui tetapi peningkatan jumlah vector pada musim penghujan merupakan koinsiden dengan peningkatan jumlah kasus dengue.
kendala lain adalah butuhnya cakupan yang besar dan pengulangan pemberian larvasida seperti yang dilakukan di Northern Argentina. Kebersinambungan dari intervensi yang diberikan bergantung pada :
- komitmen politik dan dukungan yang terus-menurus dari pihak pemerintah.
- keinginan yang lebih lanjut dari komunitas, penerimaan dan partisipasi aktif, termasuk mengembangkan rasa tanggung jawab dalam menggunakan alat pengontrol
- tambahan dana program
No comments:
Post a Comment