Abstract
Objective
To determine whether nutrient intake and academic and
psychosocial functioning improve after the start of a universal-free school
breakfast program (USBP).
Methods
Information was gathered from 97 inner city students prior to
the start of a USBP and again after the program had been in place for 6 months.
Students who had total energy intakes of <50% of the recommended daily
allowance (RDA) and/or 2 or more micronutrients of <50% of RDA were
considered to be at nutritional risk.
Results
Prior to the USBP, 33% of all study children were classified
as being at nutritional risk. Children who were at nutritional risk had
significantly poorer attendance, punctuality, and grades at school, more
behavior problems, and were less likely to eat breakfast at school than
children who were not at nutritional risk. Six months after the start of the
free school breakfast programs, students who decreased their nutritional risk
showed significantly greater: improvements in attendance and school breakfast
participation, decreases in hunger, and improvements in math grades and
behavior than children who did not decrease their nutritional risk.
Conclusion
Participation in a school breakfast program enhanced daily
nutrient intake and improvements in nutrient intake were associated with
significant improvements in student academic performance and psychosocial
functioning and decreases in hunger.
Opini
Pada jurnal
ini, dapat kita ketahui bahwa melalui program universal-free school breakfast program (USBP), sekolah mampu
meningkatkan partisipasi siswa untuk mengikuti program sarapan di sekolah.
Diantara manfaat riil yang diperoleh dari pelaksanaan program ini adalah :
- Perbaikan status gizi pada anak yang mengalami nutritional risk
- Peningkatan kehadiran dan partisipasi program sarapan siswa
- Penurunan kelaparan pada siswa
- Peningkatan nilai matematika dan perilaku
Penerapan
program sarapan gratis ini perlu diterapkan pada sekolah yang memiliki resiko
gizi pada siswanya. Level ekonomi keluarga yang rendah membuat anak susah
memperoleh asupan gizi dan nutrisi yang adekuat, terutama saat pagi hari ketika
orangtua dan keluarga sedang sibuk mempersiapkan aktivitas harian. Di
Indonesia, penerapan program sarapan gratis perlu melibatkan pihak
sponsor untuk membantu memberikan suplai dana terutama dalam penyediaan
makanan. Salah satu caranya adalah dengan program subsidi silang dari keluarga
siswa yang memiliki level ekonomi lebih tinggi. Selain itu, bisa diterapkan
juga program pengalihan uang saku siswa, melalui koordinasi dengan orangtua
siswa dan pihak kantin sekolah.
Reference
No comments:
Post a Comment