Thursday, September 1, 2016

Sex Education in Croatia: Tensions between Secular and Religious Discourses



Abstract

This article explores the influence of the Catholic church on educational policy, more specifically on sex education, in Croatia. It explores tensions between secular and religious discourses regarding the introduction of a sex education programme supported by the Catholic church into Croatian schools. The presence of the Catholic doctrine in the educational system provided the basis for the introduction of sex education with a religious framework, namely the GZORD sex education programme. The GZORD (Glas roditelja za djecu [Parents’ Voice for Children]) programme triggered a public discussion that soon became a polarization between liberal (i.e. secular) and traditional (i.e. religious) discourses. In the discussion, the traditional / Catholic value system was used as as justification for the introduction of a sex education programme that was seen by opponents as harmful.

Opini
Artikel ini membahas tentang program pendidikan seks yang dijalankan GZORD di Kroasia dan masalah yang ditimbulkan. Pendidikan seks yang dimaksud, didukung oleh Gereja Katholik, yang secara otomatis mempromosikan nilai dan moral Katholik. Dari segi konten, nilai dari seksualitas dan pendidikan seks yang didukung oleh GZORD adalah cinta, pengekangan (dari hubungan seks hingga menikah), dan kesetiaan. Dalam pandangan agama Katholik, seks adalah suatu anugrah yang dapat mencapai tujuannya lewat cinta dari kedua manusia dengan jenis kelamin berbeda.  Salah satu metode yang ditawarkan oleh GZORD adalah memisahkan kelas berdasarkan gender dalam pendidikan seks. Masturbasi dianggap sebagai kebiasaan buruk yang harus dihindari, kontrasepsi dan aborsi adalah sesuatu yang dilarang dalam agama Katholik. Hanya kontrasepsi natural (dengan metode kalender) yang masih bisa diterima oleh agama Katholik.
Masalah dari konten pendidikan seks oleh GZORD, berdasarkan nilai yang dianut agama Katholik, adalah diskriminasi terhadap kaum homoseksual, hak wanita, keseteraan gender, dan bentuk keluarga selain yang dibentuk berdasarkan perkawinan heteroseksual. Nilai yang dianut agama Katholik khususnya terkait seksualitas, secara langsung sudah melanggar hak seksual dan kesehatan reproduktif manusia. 
Di Indonesia, agama Katholik termasuk agama yang diakui dan banyak sekolah swasta Katholik yang termasuk sekolah favorit. Bila memberikan pendidikan seks kepada sasaran dengan agama Katholik, alangkah baiknya bila kita sebagai pendidik, memahami nilai-nilai yang dianut oleh agama Katholik seperti yang telah disebutkan di atas.

Referensi

Bijelic, Natasa. Sex Education in Croatia: Tensions between Secular and Religious Discourses. European Journal of Women's Studies November 2008 vol. 15 no. 4 329-343. Available at http://ejw.sagepub.com/content/15/4/329.short [Accessed at August 30th 2016]

No comments:

Post a Comment